GALAU
Selasa, September 23, 2014
I
Semenjak mengenalmu wahai yang Menggalaukan
Aku begitu suka menghantar sore berpulang
Sembari memeluk rayuan manjamu erat
Ku warnai sangkarmu yang samar
Dengan corak yang senada dengan kehampaan
Jiwaku menjadi kosong
Manakala kau sambangi bersama rasa yang tiada
Sejujurnya...
Aku tak menikmati senja-senja yang kau ciptakan
Namun aku kalut tiap kali kau menghapusnya dari keberadaan
Maka sebelum kau pudar bersama segenap pembodohan
Dekapilah aku dengan cara yang hilang
Dan menghilanglah engkau pada setiap dekapan
II
Sayang..
Maaf bila kali ini tak ada sisa senja
Yang ku gibahkan ke lamunan sekarmu
Aku sedang tak gairah
Mengingat cinta kita yang kian blur dan semu
Mungkin baru esok atau lusa
Kan kuhantar lagi penghujung sore nan semarak
Dengan bingkaian curhat gerimis
Sedang cinta kita di maghrib ini
Kuumpamakan dengan suara serak muadzin katarak
Dari masjid Maha, umpama surga-surga kita
III
Oh degup jantungku
Cinta kita yang senja kian terkikis waktu
Malam menjelang tanpa ragu
Tak membawa engkau dan secarik tulus yang ku tunggu
Oh airmataku
Habis sudah kanvas ‘tuk melukis rindu
Maka bila di hujan nanti tak kau temukan setitik aku
Itulah saat dimana cinta membelenggu
Aku pun usang sembari terus memperhatikanmu
0 komentar