#30DaysWritingChallenge - Day 11 Talk About My Siblings

Rabu, Juni 23, 2021

Sudah 10 tahun lamanya saya keluar dari rumah. Dalam 10 tahun itu hanya 1 kali saya pulang. 6 tahun lalu ketika pulang, saya sadar semua yang saya kenal tengah meniti jalan menjadi kenang. Ketika saya pulang saya tahu bukan di tempat itu saya bisa mencari tenang apalagi senang.


Talk About My Siblings



Semua cerita yang enggak biasa ini bikin saya engga punya banyak cerita istimewa sama 2 adik saya. Saya cuma tahu mereka pelan-pelan tumbuh dewasa. Sepertinya saya masih ingat kalau punya adik hanya karena mereka sebentar-sebentar mengganggu saya buat minta kuota. 

Saya enggak banyak tahu cerita keseharian mereka, yang saya tahu hidup 2 anak laki-laki yang terlalu dimanja ibu itu enggak akan mudah kedepannya. Mau bagaimana lagi, kan? Keluarga kami hidup seadanya, dan warisan dari bapak yang paling berharga adalah kemampuan menertawakan apa saja yang harusnya bisa bikin nangis sesenggukan. 

Saya tahu saya bukan kakak yang baik. Pun, mungkin, tidak sedang berusaha jadi demikian  Semua energi kepalang habis untuk menjaga kewarasan diri sendiri. Saya enggak dan enggan berjanji akan selalu ada buat mereka. Bual betul kedengarannya.

Tenang, Dik, berdasar pengalaman saya yang sering merasa enggak punya siapa-siapa, saya yakin kalian akan baik-baik saja. Minimal akan terbiasa bersandiwara dan menebar lawak di mana-mana, deh, sekalipun perut sedang lapar-laparnya.  

Hidup kalian enggak akan selalu diisi kesenangan, apalagi kemudahan. Enggak perlu kecewa, sebab orang-orang seperti kita akan tumbuh dewasa bergelimang kejutan. Hidup terukur dan terencana terlalu mahal untuk dibeli oleh orang tua kita.

Kalau nanti tiba masa kalian ingin menangis sejadi-jadinya karena kesialan hidup terasa tak ada habisnya, menangislah sepuasnya. Berjanjilah pada diri sendiri untuk bangun dengan kekuatan yang lebih penuh setelahnya. Jadi pemberani tanpa kesempatan untuk berputus asa adalah pilihan terbaik yang kita punya. 

You Might Also Like

0 komentar