KRITIK AWAM; HANSIP DAN BEBERAPA PERMASALAHANNYA
Minggu, Mei 31, 2015
Malam tadi (30 May 2015) aku
berkesempatan menonton pentas Teater 28 Universitas Siliwangi, Tasikmalay yang sedang
mengadakan tour keliling Jawa-Bali dan mementaskan teater berjudul “Hansip dan
Beberapa Permasalahannya”. Pentas ini disutradarai oleh Bode Riswandi yang
sekaligus merupakan penulis naskah. Sebenernya inilah yang membuatku sangat ingin menonton. Waktu SMA
dulu pak Bode pernah mengisi acara workshop kepenulisan di SMA, dan sejak saat
itu aku sering ‘kepo’ akan karya-karya beliau. Beruntung sekali Purwokerto menjadi
kota kesekian yang dipilih Tater 28 untuk pentas, bertempat di Aula FISIP
Unsoed.
Ringkasnya teater ini
menceritakan kehidupan di sebuah desa dengan segala kompleksitasnya. Ada Kang
Maha Haji Barzah yang sering sekali berangkat haji, tersohor di desa karena
sering memberikan sumbangan berupa uang walaupun riya dan mempunyai dua orang
istri serta dua orang pembantu. Ada juga pak RT, pak RW dan pak Camat yang
sangat hormat pada Kang Maha Haji, namun kemudian dua dari tiga pejabat ini
terlibat permainan kotor. Diceritakan pula empat orang hansip yang sangat setia
mengabdi pada desa, serta warga-warga
desa lain yang ada-ada saja kelakuannya.
Aku kurang memperhatikan berapa
lama durasi pementasan. Yang pasti sehabis pementasan ada semacam diskusi atau
ajang tanya jawab antara apresiator dengan sutradara dan para pemain tentang
apapun yang berkaitan dengan pementasan dan segala pernak-perniknya.
Karena satu dan lain hal, aku
tidak bisa mengikuti jalannya diskusi itu hingga selesai. Tapi di luar ruang
pementasan aku masih sempat membincangkan hal-hal seputar pementasan dengan
seorang teman. Dan ini kritik awam yang kami hasilkan, atau mungkin lebih
bersahabat kalau disebut penilaian pribadi;
Di scene awal ditampilkan kumpulan pemuda desa yang hendak menyerang
perumahan di dekat desa mereka karena tak terima oleh ulah pemuda komplek yang
sombong dan perilaku seluruh penghuninya yang merusak lingkungan. Bagiku scene ini menggiring aku untuk berpikir
bahwa isi pementasan memang akan mengisahkan tentang ‘peperangan’ pemuda desa
dan pemuda komplek. Tapi ternyata tidak, kerusuhan yang ditampilkan di awal itu
tidak berkelanjutan sama sekali.
Di scene kesekian ditampilkan adegan sekumpulan gadis-gadis desa dan
seorang banci bernama Asep yang sedang mengolok-olok rekan mereka karena
kelakuannya yang aneh dan norak sepulangnya dari ibu kota. Gadis bernama Siti
Marni Jubaedah itu mengubah namanya menjadi Chacha agar terkesan modern. Chacha
tak terima begitu saja, ia balas mengejek nama rekan-rekannya yang ia anggap
kampungan. Pertengkaran baru usai ketika dilerai oleh seorang Ustadz bernama
Maman. Tak lama setelah pertengkaran mereda datanglah seorang hansip tampan
untuk menemui kekasihnya, Unung, salah satu dari gadis desa. Aku kemudian
menyimpulkan bahwa mungkin penulis naskah mencoba menyinggung sisi lain
kehidupan seorang hansip, bahwa hansip juga bisa kasmaran.
Aku pribadi melalui obrolan
dengan seorang teman menilai bahwa porsi hansip dalam cerita ini sangat kurang,
padahal dengan judul “Hansip dan Beberapa Permasalahannya” penonton tentu
mengharapkan hansip sebagai lakon utama dalam cerita. Namun hansip seolah hanya
menjadi pelengkap untuk adegan-adegan keluarga Kang Maha Haji Barzah yang riya
bersama istri-istrinya yang ‘riweuh’
dan pembantu-pembantunya yang membuat terpingkal.
Ketika hansip dihadapkan pada
permasalah korupsi yang dilakukan oleh aparat desa seperti RT dan RW pun aku
sebagai penonton dibuat lebih fokus pada runyamnya obrolan antara kedua pejabat
nakal tersebut. Atau di adegan kehidupan pribadi hansip yang kasmaran, aksi
saling ejek antara gadis-gadis desa mendapat porsi lebih besar dan lebih
menarik perhatian penonton ketimbang obrolan si hansip dengan pujaan hatinya.
Namun secara keseluruhan sebagai
orang awam yang sama sekali tak mengerti teater akting kawan-kawan Teater 28
sangat mengagumkan dan menghibur. Terimakasih sudah bersedia mampir di Unsoed,
semoga Teater 28 semakin jaya dan aku berkesempatan untuk menikmati lagi
pementasan berikutnya. Salam.
![]() |
foto milik Erfini Rachmawati |
2 komentar
terimakasih tulisannya
BalasHapussama-sama :)
BalasHapus