JOKOWI DAN IMPERIALISME

Senin, Maret 30, 2015

Puisi ini dimuat juga di media propaganda FMN Purwokerto


Jalan jalan perkotaan kian sesak sebab semua serba mendesak
Orang-orang desa yang ditutup matanya tak mengerti mengapa banyak sekali yang berteriak
Kebijakan yang konon akan membawa penyembuhan, tak tampak
Orasi orasi sampah zaman pemilu rupanya tak punya rahim untuk berkembang biak
Waktu tak surut, begitupun segala derita dan suara terisak
Inilah wajah negeri yang pemimpinnya khianat dan congkak

Dalam hitungan hari, banyak sekali yang terjadi
Apalah daya jika nyatanya perbaikan negeri bukan bagian dari strategi
Nilai rupiah tak kunjung meninggi, harga bahan bakar fluktuasi, tapi perekonomian stabil, kata pak menteri

Inikah cita-cita pemimpin yang lahir prematur sebab rakyat digauli intervensi ?
Menjadikan sejahtera tumbal dari segala usaha menggadaikan negeri
Perkara memberi subsidi adalah perkara rugi, maka baginya lebih baik berhenti
Emas-emas dihadiahkan pada siapa saja yang sedia berinvestasi
Rakyatpun akan dihibahkannya nanti
Iming-iming buruh rendah berupah murah tercantum  di akta jual beli
Anak-anak tumbuh untuk segera menggenapi nafsu kapitalis yang meraja
Lulus sekolah cepat-cepat lalu bersama sang penguasa mengekor jadi boneka
Ilmu yang diberikan tak pernah mengarahkan untuk berpihak pada rakyat apalagi kaum papa
Semua telah diatur bak skenario film di tangan sutradaranya
Merdeka adalah kata yang terpaksa dibungkam sementara
Elegi perjuangan  melawan ketertindasan mesti menjadi kobaran amarah yang paling nyata

You Might Also Like

0 komentar