UKT UNSOED ; TAK CUKUP SEKEDAR JADI PENONTON
Rabu, Desember 17, 2014sumber : panjimulki.tumblr.com |
17 Desember 2014, tepat pukul 11 siang ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di Unsoed memasuki gerbang samping Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Bukan, Ratusan mahasiswa itu tampak berapi-api dengan teriakan-teriakan yang menggambarkan semangat yang tak kalah panasnya.
Jangan berpikir bahwa mereka datang untuk membuat kerusuhan atau sebagainya. Mereka datang untuk menjemput mahasiswa FISIP, mengajak semua mahasiswa Unsoed yang berlum tergabung untuk bergabung dalam barisan #SomasiUnsoed (Solidaritas Mahasiswa Unsoed), menuntut pencabutan Uang Kuliah Tunggal 2014 yang cacat hukum karena diberlakukan semata-mata berlandaskan SK Rektor. UKT yang pada tahun sebelumnya terdapat level 1 sampai dengan 5, pada 2014 ini bertambah hingga 7 level. Mahasiswa Unsoed menganggap rektor menyalahgunakan wewenang. Yang kemudian semakin mengusik rasa keadilan mahasiswa adalah penghitungan UKT untuk tiap-tiap mahasiswa yang tidak transparan, alur permintaan keringanan yang tidak jelas dan cenderung dipersulit, serta tidak sesuainya apa yang dibayarkan mahasiswa dengan fasilitas yang didapat.
Aksi ini direncanakan berjalan dengan damai. Selepas berkumpul di lapangan jurusan ilmu politik FISIP, barisan kemudian menuju Fakultas Hukum untuk menjemput kawan-kawan di sana, lanjut jalan menuju gedung rektorat. Lebih dari 500 mahasiswa berdiri menggemgam keluhan masing-masing dan sangat ingin menemui rektor, Prof. Achmad Iqbal, menyampaikan semua keluhan, semua data tentang kesalahan yang terjadi dan menyuarakan apa yang diinginkan. Tapi harapan hanya harapan, ratusan mahasiswa yang ingin menemui "bapak" mereka sendiri justru kembali dikecewakan. Rektor dengan sangat pengecut memilih sembunyi dibalik selembar surat mandat yang diberikan kepada satpam.
sumber : panjimulki.tmblr.com |
5 orang perwakilan yang dikirim masuk untuk menemui dan merayu rektor agar mau turun menemui anak-anaknya keluar dengan tangan hampa. Mahasiswa yang telah lelah menjadi marah dan ingin merangsak masuk ke rektorat. Akibatnya baku hantam dengan satuan keamanan kampus tak terhindarkan. Beberapa mahasiswa dipukuli oleh satpam hingga lebam, beberapa lainnya luka-luka karena terkena serpihan kaca pintu rektorat yang hancur ditendang oleh satpam. Korban luka ringanpun jatuh pula dari pihak keamanan kampus.
Lagi-lagi mahasiswa yang mencoba terus membangun kesadaran maju memilih untuk kembali mengalah dan memegang janji rektor untuk mengadakan audiensi pada hari Jum'at 19 Desember 2014 selepas shalat Jum'at. Semoga rektor tak ingkar dan mengerti bahwa tak ada cukup tempat untuk kekecewaan lagi. Mahasiswa bersatu tak bisa dikalahkan.
well, semula aku adalah penonton dalam aksi ini. Tapi tontonan yang kian tak menyenangkan membuatku sedikit berkomentar. Selebihnya aku hanya bisa kembali menyaksikan, menyaksikan bahwa solidaritas masih tersia. Miris.
Aku sendiri tak merasa terlalu diberatkan dengan nominal UKT-ku. Tapi bukankan tak perlu lapar dulu untuk memberi makan orang yang sedang kelaparan ?
0 komentar