MENUJU KETIADAAN
Minggu, Maret 22, 2015
Aku menjadi jiwa nan sibuk dalam tubuh yang diam
Pada sebuah pagi ketika banyak burung terlambat
meninggalkan sarang
Menikmati keberadaan adalah ketiadaan
Maka
bertanyalah : Tidakkah fajar bosan hidup demikian ?
Selalu saja ia mempersembahkan terang
Menjalani hidup dengan caramu adalah jalan bagi
kesakitanku
Menyingkap kabut agar
terang, lantas tidur tuk membunuh waktu
Berteriak dengan
lantang bahwa pelangi punya warna biru
Berjalan saat waktu
bisu, membeku saat dunia menunggu
Sedang menjalani hidup dengan caraku hanya membuatku
sendiri sepanjang waktu
Merutuki kesia-siaanku
Mengutuki kebodohanmu
Menangisi secarik pilu
Kekasih-kah ?
Sebab bersama selalu melenyapkan salah satu dari
kita berdua
0 komentar